BAB
1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Elektroforesis merupakan metode yang
sudah dipakai oleh banyak peneliti terutama peniliti yang berkaitan dengan
genetika maupun molecular. Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat di
negara-negara berkembang akan selalu diikuti pula dengan kemajuan ilmu
pengetahuan yang semakin marak dibidang teknologi. Salah satu diantaranya
adalah pengembangan di bidang Biologi Molekul. Bidang ilmu pengetahuan Bidang
Molekular ini telah dimulai pada akhir abad ke-19, setelah metode
elektroforesis ditemukan dan dipakai untuk menganalisa berbagai kegiatan
penelitian di bidang kimia dan biologi.
Metode elektroforesis mulai
berkembang akhir abad ke-19, setelah ditemukan penelitian yang menunjukkan
adanya efek dari listrik terhadap partikel-partikel atau molekul-molekul yang
bermuatan listrik, dalam hal ini juga termasuk protein.
Elektroforesis berasal dari bahasa Yunani yang
mempunyai arti transport atau perpindahan melalui partikel-partikel listrik.
Metode elektroforesis telah digunakan dan dikembangkan dalam teknik analisa
untuk penelitian di bidang biologi dan genetika. Metode tersebut berkembang
sangat pesat sekali di zaman kemajuan teknologi, disebabkan karena
pengerjaannya yang sangat sederhana dan sangat mudah. Didalam ilmu biologi
maupun biologi molecular, metode elektroforesis banyak digunakan untuk
taksonomi, sistematik, dan genetic dari hewan ataupun tumbuhan.
I.2 Rumusan Masalah
Masalah
yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian elektroforesis?
2. Bagaimana prinsip operasi
elektroforesis?
3. Bagaimana cara kerja
elektroforesis?
4. Apa saja jenis-jenis
elektroforesis?
I.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian
elektroforesis.
2. Mengetahui prinsip operasi
elektroforesis.
3. Mengetahui cara kerja
elektroforesis.
4.
Mengetahui
jenis-jenis elektroforesis.
BAB II
ISI
II.1 Pendahuluan
Pemerian
terperinci kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang
ahli botani Rusia yang bekerja di Universitas Warsawa. Pada tahun 1906, dia
mengumumkan pemerian pemisahan klorofil dan pigmen lainnya dalam suatu sari
tanaman dengan menggunakan alat seperti ditunjukkan dalam lampiran .
Gambar
Michael tswett
Larutan
eter petroleum yang mengandung cuplikan diletakkan pada ujung atas tabung gelas
sempit yang telah diisi dengan serbuk kalsium karbonat. Ketika kedalam kolom
itu dituangi eter petroleum maka akan terlihat bahwa pigmen-pigmen itu terpisah
dalam beberapa daerah. Setiap daerah berwarna itu diisolasi dan diidentifikasi
senyawa penyusun nya. Adanya pita berwarna itu, maka dia mengusulkan nama “kromatografi”
yang berasal dari bahasa Yunani “kromatos” yang berarti warna dan “graphos”
yang berarti menulis.
Sekarang
kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan
distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Satu fasa tetap tinggal pada
sistem dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya, dinamakan fasa gerak,
memperkolasi melalui celah-celah fasa diam. Gerakan fasa gerak menyebabkan
perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan.
II.2 Macam-macam Kromatografi
Ada beberapa cara dalam
mengelompokkan teknik kromatografi. Kebanyakan berdasarkan pada macam fasa yang
digunakan (fasa gerak – fasa diam) dan cara pengelompokkan lainnya berdasarkan
mekanisme yang membuat distribusi fasa, diantaranya adalah :
1. Kromatografi cairan – padat atau Kromatografi
serapan
Ditemukan
oleh Tswett dan dikenalkan kembali oleh Kuhn dan Lederer pada 1931, telah
digunakan sangat luas untuk analisis organic dan biokimia. Pada umumnya sebagai
isi kolom adalah silica gel atau alumina yang mempunyai angka banding luas
permukaan terhadap volume sangat besar. Keterbatasan yang lebih nyata pada
kenyataan bahwa koefisien distribusi untuk serapan kerap kali tergantung pada
kadar total. Hal ini akan menyebabkan pemisahan tidak sempurna.
2. Kromatografi cairan – cairan atau Kromatografi
partisi
Dikenalkan
oleh Martin dan Synge pada 1941 dan kemudian mendapatkan hadiah Nobel untuk hal
itu. Fasa diam terdiri dari lapisan tipis cairan yang melapisi permukaan dari padatan inert
yang berpori-pori.
3. Kromatografi gas – padat
Digunakan
sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Pada waktu dulu teknik ini tidak
berkembang karena keterbatasannya yang sama seperti halnya kromatografi cairan
– padat, tetapi penelitian lebih lanjut dengan macam fasa padat baru memperluas
penggunaan teknik ini.
4. Kromatografi gas – cairan
Metode
pemisahan yang sangat efisien dan serba guna. Teknik ini telah menyebabkan
revolusi dalam kimia organic sejak dikenalkan pertama kali oleh James dan
Martin pada 1052. Hambatan yang paling utama adalah bahan cuplikan harus
mempunyai tekanan uap paling tidak beberapa torr pada suhu kolom. Sistem ini
sangat baik sehingga dapat dikatakan sebagai metode pilihan dalam kromatografi
karena dapat memisahkan dengan cepat dan peka.
5. Kromatografi kertas
Merupakan
kromatografi cairan – cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air
yang diserap dari lembap udara oleh kertas. Teknik ini sangat sederhana bila
digunakan.
6. Kromatografi lapis tipis
Serupa
dengan kromatografi kertas, kecuali kertas diganti dengan lempeng gelas atau
alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silica gel, atau bahan
serbuk lainnya. Kromatografi ini pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama
pada pemisahan dengan kromatografi.
7. Kromatografi penukar ion
Merupakan
bidang khusus kromatografi cairan – cairan. Seperti namanya, sistem ini khusus
digunakan untuk spesies ion.
8. Penyaringan gel
Merupakan
proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran – molekul
polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air
dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul
berdasarkan ukurannya.
9. Elektroforesis
Merupakan
kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa
gerak.
II.3 Pengertian Elektroforesis
Fenomena elektroforesis dapat
diketahui jika suatu fase zat bermuatan dan diberi beda potensial, maka fase
itu akan berpindah sepanjang medium yang kontinyu ke arah katoda atau anoda
sesuai dengan muatan partikel. Dasar elektroforesis adalah pembentukan suatu
ketidakhomogenan atau gradasi konsentrasi sepanjang sistem. koloid, protein
enzim menunjukkan mobilitas elektroforesis spesifik dan titik isoelektrik yang
dapat digunakan untuk identifikasi zat-zat spesifik.
Elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan
komponen atau molekul yang bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya
dalam sebuah medan listrik. Prinsip kerja dari elektroforesis berdasarkan
pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif (anion), dalam hal
tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (katode), sedangkan
partikel-partikel bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif
(anode).
Kecepatan gerak molekul tersebut
tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada
bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz yang
terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi
elektris lingkungan :
Fe = q.E
Dimana F adalah gaya Lorentz, q
adalah muatan yang dibawa oleh objek, E adalah medan listrik.
Elektroforesis digunakan untuk
mengamati hasil amplifikasi dari DNA. Hasil elektroforesis yang terlihat adalah
terbentuknya band yang merupakan fragmen DNA hasil amplifikasi dan menunjukkan
potongan-potongan jumlah pasangan basanya.
Elektroforesis digunakan dengan
tujuan untuk mengetahui ukuran dan bentuk suatu partikel baik DNA, RNA
dan protein. Selain itu, elektroforesis juga digunakan untuk fraksionasi yang
dapat digunakan untuk mengisolasi masing-masing komponen dari campurannya,
mempelajari fitogenetika, kekerabatan dan mempelajari penyakit yang diturunkan.
Elektroforesis dalam bidang genetika, digunakan untuk mengetahui ukuran dan
jumlah basa yang dikandung suatu sekuen DNA tertentu.
II.4 Prinsip Operasi Elektroforesis
Elektroforesis merupakan suatu
teknik analisis penting dan sangat sering dipakai dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Secara prinsip, teknik ini
mirip dengan kromatografi : memisahkan campuran
bahan-bahan berdasarkan perbedaan sifatnya. Dalam elektroforesis,
pemisahan dilakukan berdasarkan adanya pergerakan komponen bermuatan positif
(+) pada kutub negative (-) serta komponen bermuatan negative (-) pada kutub
positif (+). Pergerakan yang terjadi disebut elektrokinetik. Hasil yang
didapatkan dari elektroforesis adalah elektroforegram yang memberikan informasi
mengenai seberapa cepat perpindahan komponen (tm) atau biasa disebut kecepatan
migrasi.
Gel poliakrilamid dan agarosa
merupakan matriks penyangga yang banyak dipakai untuk separasi protein
dan asam nukleat. Banyak molekul biologi bermuatan listrik yang besarnya
tergantung pada pH dan komposisi medium dimana molekul biologi tersebut
terlarut. Bila berada dalam suatu medan listrik, molekul biologi yang bermuatan
positif akan bermigrasi ke elektroda negatif dan sebaliknya. Prinsip inilah
yang dipakai dalam elektroforesis untuk memisahkan molekul-molekul berdasarkan
muatannya. Dalam hal ini protein diberi muatan negatif. Sampel protein
dimasukkan ke dalam slot atau sumuran pada ujung agar. Karena sampel ini
memiliki berat, mereka akan turun ke dasar sumuran.
II.5 Cara
Kerja Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik
pemisahan komponen/molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat
migrasinya dalam sebuah medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada
medan listrik tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran. Dengan demikian
elektroforesis dapat digunakan untuk separasi makromolekul (seperti protein dan
asam nukleat). Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat dideteksi dengan
pewarnaan atau autoradiografi, atau pun dilakukan kuantifikasi dengan densitometer.
Dalam proses elektroforesis, sampel
molekul ditempatkan pada kolom-kolom (disebut well atau "sumur") pada
sisi elektroda negatif, kemudian dialirkan listrik dengan kutub yang terpisah
satu sisi dengan sisi lainnya. Ketika aliran listrik diberikan, maka terjadi
pengaliran elektron, sehingga zat objek akan bergerak dari elektroda negatif ke
arah sisi elektroda positif. Molekul-molekul sampel tersebut akan bergerak di
dalam matriks gel ke arah salah satu kutub listrik sesuai dengan muatannya.
Kecepatan pergerakan ini berbeda-beda, tergantung dari muatan dan berat
molekul DNA.
Elektroforesis untuk makromolekul memerlukan
matriks penyangga untuk mencegah terjadinya difusi karena timbulnya panas dari
arus listrik yang digunakan. Pada elektroforesis terdapat dua material dasar
yang disebut fase diam dan fase bergerak. Fase diam berfungsi menyaring objek
yang akan dipisah, sementara fase bergerak berfungsi membawa objek yang akan
dipisah. Elektroda positif dan negatif diletakkan pada masing-masing ujung
aparat elektroforesis.
Berdasarkan bentuk alat,
elektroforesis dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Elektroforesis Planar
2. Elektroforesis Kolom
Pemisahan
pada elektroforesis, selain disebabkan oleh fenomena elektrokinetik juga dapat
disebabkan karena adanya filtrasi, yakni interaksi dengan fasa diam. Pemisahan
yang disebabkan karena interaksi tersebut tidak disebut elektroforesis
melainkan “elektrokromatografi”. Arus yang digunakan pada elektroforesis adalah
arus DC dengan nilai tegangan kurang dari 1000 volt. Apabila digunakan lebih
dari 1000 volt maka akan terjadi efek pemanasan pada media gel. Efek pemanasan
tersebut disebut “efek joule” yang disebabkan karena adanya tumbukan partikel
electron. Efek pemanasan dapat dihilangkan dengan dua cara, yakni :
1. Pendinginan
2. Efek Konveksi
Efek
konvensi adalah suatu cara untuk membebaskan panas dengan mengganti bentuk
planar menjadi bentuk kolom atau kapiler. Kapiler yang digunakan dibuat dari
silica yang bermuatan netral atau negative. Bagian luar kapiler dilapisi dengan
polimer agar bersifat lentur.
II.6
Jenis-jenis elektroforesis
Jenis
elektroforesis antara lain, elektroforesis kertas, elektroforesis gel, dan
elektroforesis kapiler.
II.6.1.
Elektroforesis Kertas
Elektroforesis
kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam
dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion
kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang
sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan
atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi
elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorbsivitas zat terlarut.
Teknik
pemisahan DNA/RNA berawal dari sekelompok ilmuwan biokimia di awal tahun
1950-an yang sedang meneliti mekanisme molekular DNA/RNA hidrolisis. Saat itu,
tepatnya tahun 1952, Markham dan Smith mempublikasikan bahwa hidrolisis RNA
terjadi melalui mekanisme pembentukan zat antara (intermediate) posfat
siklik, yang kemudian menghasilkan nukleosida
2′ -monoposfat dan 3′ -monoposfat . Ternyata mereka
menggunakan suatu peralatan yang dapat memisahkan komponen campuran reaksi
hidrolisis tadi, salah satunya yaitu nukleotida ‘siklik’ yang membawa pada
kesimpulan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui pembentukan intermediate
posfat siklik. Peralatan itu dinamakan ‘elektroforesis‘,
yang dibuat dari kertas saring Whatman nomor 3, sebuah tangki kecil dan
berbagai larutan penyangga (buffer ). Nukleotida yang sudah terhidrolisis
ditaruh di atas kertas saring, kemudian arus listrik dialirkan melalui kedua
ujung alat elektroforesis.
Arus
listrik yang dialirkan ini ternyata dapat memisahkan campuran kompleks reaksi
tadi menjadi komponen-komponennya, ini akibat adanya perbedaan minor
antara struktur molekul RNA yang belum terhidrolisis, zat antara ( intermediate
) dan hasil reaksi ( nukleosida 2′ -monoposfat dan
nukleosida 3′ -monoposfat )
yang menyebabkan mobilitas alias pergerakan mereka pada kertas saring
berbeda-beda kecepatannya. Karena pada akhir proses elektroforesis
komponen tersebut terpisah-pisah, sehingga dapat mengisolasi dan
mengidentifikasi setiap komponen tersebut.
II.6.2 Elektroforesis Gel
Elektroforesis
gel merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat sering dipakai dalam
bidang biokimia dan biologi molekular. Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang
menggunakan gel sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya
elektoforesis gel dilakukan dengan medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk
memisahkan biomolekul yang lebih besar seperti protein- protein. Kemudian
elektroforesis gel berkembang dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai gel media.
Tahun
1955, Smithies mendemonstrasikan bahwa gel yang terbuat dari larutan kanji
dapat digunakan untuk memisahkan protein-protein serum manusia. Caranya yaitu
dengan menuangkan larutan kanji panas ke dalam cetakan plastik, setelah dibiarkan
mendingin kanji tersebut akan membentuk gel yang padat namun rapuh. Gel kanji
berperan sebagai fasa diam ( stationary phase) menggantikan kertas
saring Whatman pada teknik terdahulu. Teknik elektroforesis gel makin
berkembang dan disempurnakan, hingga 12 tahun kemudian ditemukan gel
poliakrilamida ( PAGE = Polyacrilamide Gel Electrophoresis) yang
terbentuk melalui proses polimerisasi akrilamida dan
bis-akrilamida. PAGE ini sanggup memisahkan campuran DNA/RNA atau protein dangan
ukuran lebih besar.
Secara prinsip, teknik ini mirip dengan
kromatografi yaitu memisahkan campuran bahan-bahan berdasarkan perbedaan
sifatnya. Dalam elektroforesis gel, pemisahan dilakukan terhadap campuran
bahan dengan muatan listrik yang berbeda-beda. Elektroforesis gel
memisahkan makromolekul berdasarkan laju perpindahannya melewati suatu
gel di bawah pengaruh medan listrik. Elektroforesis gel memisahkan suatu
campuran molekul DNA menjadi pita-pita yang masing-masing terdiri atas molekul
DNA dengan panjang yang sama.
Ada
tiga jenis gel yang dapat digunakan dalam elektroforesis DNA, yaitu sebagai
berikut :
1.Gel poliakrilamida denaturasi,
berfungsi untuk memurnikan penanda oligonukleotida
dan menganalisis hasil ekstensi primer.
2. Gel alkalin agarosa, berfungsi untuk
memisahkan rantai DNA yang berukuran besar.
3.Gel agarosa formaldehid denaturasi,
berfungsi untuk menyediakan sistem elektroforesis yang digunakan untuk fraksi
RNA pada ukuran standar.
Dalam
proses elektoforesis terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju pergerakan
dari molekul DNA, yaitu:
1. Ukuran Molekul DNA Molekul yang
berukuran lebih kecil akan cepat bergerak melewati gel karena hambatan yang
akan dihadapi tidak lebih banyak dibandingkan molekul berukuran besar.
2. Konsentrasi gel semakin tinggi
karena konsentrasi agarosa, semakin kaku gel yang dibuat sehingga sukar untuk
dilewati molekul-molekul DNA. Konsentrasi agarosa yang lebih tinggi memudahkan
pemisahan DNA yang berukuran kecil, konsentasi agarosa yang lebih rendah
memudahkan pemisahan DNA dengan ukuran yang lebih besar.
3. Bentuk molekul yang memiliki bentuk
elips atau fibril akan lebih cepat bergerak dibandingkan dengan yang berbentuk
bulat.
4. Densitas muatan yaitu muatan per unit volume
molekul. Molekul dengan densitas muatan tinggi akan bergerak lebih cepat
dibandingkan molekul dengan densitas muatan yang rendah.
5. Semakin kecil pori-pori gel yang
digunakan, semakin lambat pergerakan molekul DNA.
6. Semakin tinggi tegangan listrik yang
diberikan, semakin cepat pergerakan molekul DNA.
7. Larutan buffer, elektroforesis
Buffer dengan kadar ion tinggi akan menaikkan konduktansi listrik sehingga
mempercepat migrasi DNA.
Marker adalah segmen DNA yang spesifik dan
telah diketahui ukurannya. Marker berfungsi sebagai acuan
untuk mengetahui ukuran DNA hasil ampifikasi. Marker DNA yang
terdapat di dalam ruang elektroforesis berfungsi sebagai penanda posisi
pasangan basa dari molekul DNA yang bermigrasi. Marker-marker DNA
tersebut merupakan marker yang telah dibuat oleh pabrik sehingga tanda pasangan
basanya jelas. Salah satu contoh marker DNA adalah lambda
Hind III. Marker tersebut memiliki delapan fragmen DNA dengan
kisaran 125 pb hingga 23.130 pb. Penggunaan DNA marker tersebut dikarenakan
molekul DNA yang akan diamati memiliki fragmen DNA dengan ukuran 110--20.000
pb.
Elektroforesis
gel memiliki beberapa komponen yang terdiri dari:
1. Comb : digunakan untuk membentuk well pada gel
agarosa.
2. Tray : digunakan untuk sebagai cetakan gel agarosa.
3. Chamber : digunakan sebagai wadah gel agarosa.
4. Sumber listrik : digunakan untuk memberi arus saat proses
elektroforesis.
Dalam
elektroforesis juga digunakan bahan-bahan sepert Etidium Bromida yang bersifat
karsinogenik dan Brom Fenol Blue. Hal tersebut karena Etidium Bromida
dapat meningkatkan daya fluoresensi dari DNA sehingga dapat terlihat jelas,
sedangkan Brom Fenol Blue berfungsi sebagai pewarna untuk memantau
kecepatan molekul DNA pada gel.
Manfaat
elektroforesis gel antara lain untuk mengetahui ukuran fragmen DNA dari produk
PCR, memisahkan produk DNA dari hasil digesti yang berbeda ukuran, lalu dapat
di sequencing, dan juga untuk pemurnian atau purifikasi DNA.
Elektroforesis dapat diaplikasikan untuk berbagai macam kegiatan, antara lain
membandingkan gen homolog dari spesies yang berbeda, mengetahui susunan sekuens
berbagai genom, DNA finger printing , mengetahui ada atau tidaknya
gen-gen penyebab kelainan genetik atau penyakit tertentu, mendeteksi
lokasi dan jumlah mRNA dalam sel atau jaringan tertentu, mengetahui aktivitas
gen selama perkembangan berbagai tipe sel organisme atau aktivitas gen sebelum
dan sesudah diberi perlakuan tertentu, mempelajari evolusi di tingkat
molekular, mengetahui variasi genetik dalam populasi natural di alam,
menentukan atau mengidentifikasi berat molekul fragmen DNA, RNA, protein dan
aktivitas enzimatik, menganalisa fragmen DNA yang diamplifikasi melalui PCR,
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan genetik antar individu, dan
menentukan jumlah fragmen DNA yang diklon dalam rekombinan plasmid DNA.
Gambar
Prosedur Kerja Elektroforesis Gel
Gel
yang digunakan biasanya merupakan polimer bertautan silang
(crosslinked) yang porositasnya
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk memisahkan protein atau asam
nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau oligonukleotida), gel yang digunakan
biasanya merupakan gel poliakrilamida, dibuat dengan konsentrasi berbeda-beda antara
akrilamida dan zat yang memungkinkan pertautan silang (cross-linker),
menghasilkan jaringan poliakrilamida dengan ukuran rongga berbeda-beda.
Untuk memisahkan asam nukleat yang lebih besar (lebih besar dari beberapa ratus
basa), gel yang digunakan adalah agarosa (dari ekstrak rumput laut) yang sudah
dimurnikan.
Dalam proses elektroforesis, sampel molekul
ditempatkan ke dalam sumur (well) pada gel yang ditempatkan di dalam larutan
penyangga, dan listrik dialirkan kepadanya. Molekul-molekul sampel tersebut
akan bergerak di dalam matriks gel ke arah salah satu kutub listrik sesuai
dengan muatannya. Dalam hal asam nukleat, arah pergerakan adalah menuju
elektroda positif, disebabkan oleh muatan negatif alami pada rangka gula-fosfat
yang dimilikinya. Untuk menjaga agar laju perpindahan asam nukleat benar-benar
hanya berdasarkan ukuran (yaitu panjangnya), zat seperti natrium hidroksida
atau formamida digunakan untuk menjaga agar asam nukleat berbentuk lurus.
Sementara itu, protein didenaturasi dengan deterjen (misalnya natrium dodesil
sulfat, SDS) untuk membuat protein tersebut berbentuk lurus dan bermuatan
negatif. Setelah proses elektroforesis selesai, dilakukan proses pewarnaan
(staining) agar molekul sampel yang telah terpisah dapat dilihat. Etidium
bromida, perak, atau pewarna "biru Coomassie" (Coomassie blue)
dapat digunakan untuk keperluan ini. Jika molekul sampel berpendar dalam sinar
ultraviolet (misalnya setelah "diwarnai" dengan etidium bromida), gel
difoto di bawah sinar ultraviolet. Jika molekul sampel mengandung atom
radioaktif, autoradiogram gel tersebut dibuat.
II.6.3 Elektroforesis Kapiler
Elektroforesis
kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi tinggi yang
dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini
mulai digunakan secara luas pada akhir tahun 1940. Untuk aplikasi dalam berbagai
bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi. Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang
menyebabkan semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda. Deteksi
dapat dilakukan dengan teknik pendeteksian spektrometri atau elektrokimia. Teknik pemisahan ini
dipengaruhi oleh tegangan listrik, koefisien difusi, panjang, dan diameter pipa
kapiler, serta konsentrasi sampel. Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrik karena
menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.
Karakteristik
elektroforesis kapiler yaitu :
1. Menggunakan pipa kapiler pada
pemisahan elektroforesis.
2. Memanfaatkan medan listrik
berkekuatan tinggi, lebih dari 5 V/cm.
3.
Menggunakan detektor berteknologi modern, sebagaimana yang ada pada kromatogram.
4.
Efisiensinya kadangkala sama dengan kromatografi gas kapiler, namun juga bisa
lebih besar.
5. Membutuhkan waktu beberapa menit
untuk mengamati sampel.
6.
Mudah diotomatiskan untuk menganalisis dalam segi kuantitatif, dan mudah
digunakan.
7. Terbatas dalam mengkomsumsi atau
melibatkan sejumlah reagent.
8.
Metode ini lebih aplikatif untuk menyeleksi dalam ukuran luas, dibandingkan
dengan teknik separasi lainnya.
Dalam
kromatografi modern, efisiensi (N) merupakan factor penentu keberhasilan
pemisahan. Oleh karena keluaran elektroforesis kapiler menyerupai kromatogram
maka peak elektroforesis merupakan indicator efisiensi, semakin tajam suatu
peak semakin efisiensi pemisahan
tersebut. Selain efisiensi pemisahan elektroforesis dapat dihitung dengan
cara yang sama dengan HPLC, efisiensi pemisahan elektroforesis dapat dinyatakan
dalam formula berikut :
N
=
Dimana,
µef menyatakan mobilitas elektroforetik, µeo adalah
mobilitas alektroosmotik, E adalah tegangan listrik yang diberikan, dan D
adalah koefisien difusi solute.
Salah
satu keuntungan utama dari CE adalah dibutuhkan peralatan yang sederhana. CE
terdiri dari satu daya tegangan tinggi, penyangga reservoir, sebuah kapiler,
dan sebuah detektor. Pengaturan dasar dapat diuraikan dengn peningkatan
fitur seperti sampel, peralatan injeksi ganda, mengontrol suhu kapiler,
pengaturan penyediaan daya, detektor ganda, dan kumpulan fraksi.
Berbagai
model elektroforesis kapiler dapat dilakukan menggunakan instrumen CE. Dasar
dari perbedaan model pemisahan dapat dikarenakan bahwa elektroforesis
kapiler telah dikembangkan dari suatu kombinasi elektroforesis dan teknik
kromatografi. Istilah umumnya ini dapat dianggap sebagai pemisahan
elektroforesis dari sejumlah senyawa di dalam tabung sempit. Walaupun sebagian
besar aplikasi telah dilakukan menggunakan cairan sebagai media pemisah, teknik
elektroforesis kapiler dimana kapiler berisi elektroforesis gel, lapisan kromatografi.
Instrumentasi
CE terdiri dari :
1. Pipa kapiler
Pipa kapiler
bertindak sebagai kolom tempat proses pemisahan pengganti kertas atau agar-agar
pada elektroforesis konvensional. Pipa kapiler terbuat dari gelas dengan
diameter dalam berkisar antara 25-100 µm dan panjang antara 50-100 cm. semakin
kecil ukuran diameter pipa kapiler maka semakin besar harga N. Oleh karena itu,
semakin besar diameter (>100) maka pemisahan semakin tidak efisien.
2. Larutan buffer
Pipa kapiler
diisi dengan larutan buffer dan kedua ujung pipa kapiler tersebut tercelup
dalam larutan buffer. Larutan buffer berfungsi sebagai larutan elektrolit untuk
menghantarkan arus listrik dan untuk pengontrol muatan molekul. Karena molekul
dapat bermuatan positif, negative, atau netral bergantung pada pH larutan dan
sebagaimana fungsi buffer dalam menahan pH. Dengan kata lain, pH buffer dapat
mengontrok selektifitas pemisahan elektroforesis,
3. Sumber arus searah
Dalam
elektoforesi konvesional dialirkan arus searah sekitar 100 volt tetapi dalam
elektroforesis kapiler dialirkan arus searah bertegangan sangat tinggi
10.000-30.000 volt. Oleh karena itu, ekperimen elektroforesis kapiler dapat
dilakukan dalam beberapa menit sedangkan eksperimen elektroforesis konvensional
dilakukan dalam waktu sehari.
4. Detector
Detector dapat
diletakkan disalah satu ujung pipa kapiler yaitu dekat katoda. Berbagai
detector telah digunakan untuk mendeteksi komponen-komponen hasil pemisahan,
antara lain : spektrometri (seperti UV dan fluoresen) dan detector elektrokimia
(seperti konduktometri dan amperometri).
Contoh
Aplikasi Elektroforesis :
1. Pemisahan ion Li+ dan
Na+
Kedua
kation ini, Li+ dan Na+ sama-sama memiliki
muatan +1, namun memiliki ukuran berbeda. Ion Li+ memiliki
ukuran yang lebih kecil dari Na+. Ion Li+ akan lebih
tersolvasi dengan air sehingga akan mengikat banyak molekul air. Akibatnya
mobilitas Li+ akan menjadi kecil dan ion Na+ akan
lebih dahulu keluar dari kapiler.
2. Pemisahan NO2- dan
NO3- menggunakan EOF (Electro Osmotic Flow)
HNO3 merupakan
asam kuat, dalam air akan terurai sempurna menjadi H+ dan NO3- ,
sedangkan HNO2 merupakan asam lemah, dalam air akan
terdisosiasi sebagian. Pada pH 7, HNO2 akan terdisosiasi
sebagian, menyisakan spesi HNO2. Hal ini tidak baik untuk pemisahan
karena tidak semua HNO2 berada dalam spesi NO2-.
Untuk melakukan pemisahan dengan baik, kita harus menggunakan pH yang tinggi
sehingga kedua spesi tersebut dapat berada dalam bentuk anionnya. Namun ketika
pH sudah diatur tinggi, hanya akan terbentuk satu puncak pada elektroforegram.
Hal ini disebabkan karena kedua spesi akan menuju pada kutub yang sama.
Pemisahan dapat tetap dilakukan dengan baik asalkan muatan detektor diatur
menjadi positif dan muatan injektor diatur menjadi negatif.
Sistem yang berdasarkan pada skema (a) hanya
akan menghasilkan satu puncak, artinya pemisahan tidak berlangsung dengan
baik. Pada skema (b) akan muncul dua puncak, artinya pemisahan NO3- dan NO2- terjadi
dengan baik. Hal ini disebabkan karena nilai mobilitas elektroforetik
(μep) NO3- lebih
kecil dibanding μep NO2- , akibatnya mobilitas total
(μt) NO2- menjadi lebih besar dari μt NO3- . Hal ini akan berakibat NO2- akan
keluar terlebih dahulu dibanding NO3- .
Untuk meneliti DNA dalam berbagai
bidang, misalnya :
a. Di bidang kepolisian teknik ini
digunakan nuntuk pemeriksaan DNA, setiap orang memiliki karakteristik khusus,
misalnya sidik jari. Sehingga membantu polisi dalam mengungkap sebuah kasus.
b. Dalam kegiatan biologi
molekuler, elektroforesis merupakan salah satu cara untuk memvisualisasikan
keberadaan DNA, plasmid, dan produk PCR.
c. Memudahkan identifikasi protein yang terdapat
pada sebuah DNA.
II.7 Medium
Pendukung
Elektroforesis
untuk makromolekuler memerlukan medium pendukung untuk mencegah terjadinya
difusi karena timbulnya panas dari arus listrik yang digunakan. Gel
poliakrilamid dan agarosa merupakan medium pendukung yang banyak dipakai untuk
separasi protein dan asam nukleat. Efek penguapan juga dapat diturunkan minimal
jika elektroforesis dilakukan di medium pendukung yang dicelupkan dengan
larutan buffer. Pemisahan sempurna suatu cairan dapat terjadi efektif dalam
zona tertentu. Meskipun medium pendukung relative stabil (inert), komposisinya
mungkin akan menyebabkan penyerapan, migrasi electron (elektro osmosis), atau
penyaringan berdasarkan ukuran molekulnya yang kesemuanya mempengaruhi
kecepatan gerak senyawa.
II.7.1 Cellulose
asetat
II.7.2 Larutan
Buffer
Larutan
buffer (penyangga) ini menstabilkan pH medium pendukung. Buffer juga dapat
mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena beberapa hal, yaitu :
1. Komposisi
Buffer harus tidak mengikat senyawa
yang dipisahkan karena akan mempengaruhi kecepatan gerak. Buffer borat dipakai
untuk memisahkan karbohidrat karena dapat membentuk gabungan yang bermuatan
listrik dengan karbohidrat.
2. Konsentrasi
Dengan naiknya kekuatan ion buffer,
jumlah arus listrik yang terbawa akan meningkat dan bagian aliran yang dibawa
sampel menurun, sehingga memperlambat geraknya. Kekuatan ion tinggi dalam
buffer akan meningkatkan arus keseluruhan sehingga panas jugs meningkat,
biasanya dipilih konsentrasi sebesar 0,05 – 0,10 M.
3. pH
Tingkat ionisasi asam-asam organic akan bertambah apabila
pH bertambah sebaliknya untuk basa-basa organic. Oleh sebab itu, tingkat
kecepatan geraknya juga terpengaruh oleh pH.
II.7.3 Medan
Elektrik
Apabila
voltase diberikan diantara dua elektroda, arus ditentukan oleh tahanan dalam
medium :
1. Voltase
Apabila jarak antara dua elektroda
adalah 1 meter dan perbedaan potensial antara keduanya adalah V volt sehingga
gradient potensialnya adalah V/1m. Kenaikan gradient potensial akan menyebabkan
kecepatan gerak ion.
2. Aliran
listrik
Arus aliran listrik dalam larutan
antara dua elektroda disebabkan umumnya oleh ion buffer dan sedikit oleh ion
dalam sampel. Kenaikan voltase akan meningkatkan jumlah muatan yang dipindahkan
setiap detik kearah elektroda. Jarak yang ditempuh ion akan sebanding dengan
waktunya.
3. Tahanan
Medium elektroforesa menimbulkan aliran ion sebandin
dengan jenis medium, jenis buffer, dan konsentrasinya. Tahanan akan meningkat
dengan bertambahnya jarak antara elektroda, namun berkurang dengan bertambahnya
luas permukaan elektroda dan konsentrasi ion dalam buffer.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan materi yang telah
dijabarkan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:
1. Elektroforesis merupakan teknik
pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat
migrasinya dalam sebuah medan listrik.
2. Secara prinsip, teknik ini mirip
dengan kromatografi, yaitu memisahkan campuran
bahan-bahan berdasarkan perbedaan sifatnya.
3. Jenis-jenis elektroforesis yaitu
elektroforesis kertas, elektroforesis gel dan elektroforesis kapiler.
4. Elektroforesis dapat digunakan untuk
meneliti DNA dalam berbagai bidang.
III.2
Saran
1. Seharusnya, sebelum membuat makalah
tentang elektroforesis ini alangkah baiknya dipelajari atau dibahas terlebih
dahulu didalam kelas. Sehingga dalam pembuatan makalah menjadi mudah karena
sudah mengetahui dasar-dasar elektroforesis.
terimakasih materinya sangat membantu
BalasHapustapi kurang daftar pustaka.