BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk
bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara
suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang
juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett
yang pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan
menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi
diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang
bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga
menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett
lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses
kromatografi.
Penyelidikan tentang kromatografi tersisihkan
untuk beberapa tahun sampai digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi
padatan cair (LSC). Kemudian pada akhir tahun 1930 an dan permulaan tahun 1940
an, kromatografi mulai berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC)
diletakkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus
oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge
pada tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah
dengan cepat kromatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan
kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James
mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas. Diantara tahun 1952
dan akhir tahun 1960 an kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu teknik
analisis yang canggih. Kromatografi
cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas berdiameter besar, pada
dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis lama dan segala prosedur
biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun 1960 an, semakin banyak usaha
dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair sebagai suatu teknik mengimbangi
kromatografi gas. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau
Kromatografi Cair Penampilan Tinggi atau High Preformance = Tekanan atau
Kinerja Tinggi, High Speed = Kecepatan Tinggi dan Modern = moderen) telah
berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan dalam keduanya instrumentasi dan
pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya sehingga sulit untuk mempertahankan
suatu bentuk hasil keahlian membuat instrumentasi dan pengepakan kolom dalam
keadaan tertentu. Tentu saja, saat ini dengan teknik yang sudah matang dan
dengan cepat KCKT mencapai suatu keadaan yang sederajat dengan kromatografi gas
Kelebihan KCKT
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid Chromatography
(HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. KCKT termasuk metode
analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak.
Cairan dan fasa diam
cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode
lainnya kelebiha itu antara lain :
a. mampu
memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
b. mudah
melaksanakannya
c. kecepatan
analisis dan kepekaan yang tinggi
d. dapat
dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
e. Resolusi yang baik
f. dapat
digunakan bermacam-macam detektor
g. Kolom
dapat digunakan kembali
h. mudah
melakukan "sample recovery"
Keterbatasan KCKT adalah untuk
identifikasi suatu senyawa, kecuali jika KCKT dihubungkan dengan spectrometer
massa (MS). Keterbatsan lainnya adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka
resolusi yang baik sangat diperoleh.
1.2
Rumusan
Masalah
1.Bagaimana
prinsip kerja dari KCKT ?
2. Bagaimana
mekanisme kerja dari KCKT serta instrument yang terdapat didalamnya ?
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan makalah ini, yaitu :
1. Untuk
mempermudah proses belajar metode pemisahan kimia terutama kromatografi.
2. Untuk
mengertahui cara pemisahan campuran berdasarkan metode Kromatogrfai Cair
Kinerja Tinggi.
BAB
II
ISI
2.1 Prinsip kerja kromatografi cair
kinerja tinggi
Prinsip kerja HPLC adalah sebagai
berikut : dengan bantuan pompa fasa gerak cair dor. Cuplikan dialirkan melalui kolom ke detektor.
Cuplikan dimasukkan ke dalam fasa gerak dengan cara penyuntikan. Di dalam kolom
terjadi pemisahan komponen-komponen campuran.Karena perbedaan kekuatan
interaksi antara solut-solut terhadap fasa diam.
Diagram
kromatografi cairan kinerja tinggi atau HPLCsolut-solut yang kurang kuat
interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih dulu. Sebaliknya,
solut-solut yang kuat berinteraksidengan fasa diam maka solut-solut tersebut
akan keluar dari kolom lebihlama. Setiap komponen campuran yang keluar kolom
dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram. Kromatogram
HPLC serupa dengan kromatogram kromatografi gas. Seperti pada kromatografi gas,
jumlah peak menyatakan jumlah komponen sedangkan luas peak menyatakan
kosentrasi komponen dalam campuran. Komputer dapat digunakan untuk mengontrol
kerja sistem HPLC dan mengumpulkan serta mengolah data hasil pengukuran HPLC.
2.2 JENIS – JENIS KROMATOGRAFI
Jenis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(HPLC)
Jenis resistensi solute merupakan dasar
dalam HPLC karena pemisahan ` senyawa
bergantung pada jenis dan kekuatan interaksi solute dengan fase diam. Mekanisme
resistensi dapayt dikelompokkan menjadi lima kategori : adsorbs, partisi,
pertukaran ion, eksklusi ukuran, dan interaksi fasa terikat. Setiap mekanisme
dapat menjadi suatu metode kromatografi cair kinerja tinggi.
2.2.1.Kromatografi
adsorbsi
Kromatografi adsorbsi sangat cocok untuk
pemisahan senyawa yang agak polar. Partikel-partikel silica atau alumina
biasanya digunakan sebagai adsorben. Gugus polar silanol pada permukaan silica
dan gugus polar aluminol pada permukaan alumina bertindak sebagi tempat-tempat
adsorbsi untuk molekul-molekul polar. Jenis kromatografi ini menggunakan fasa
gerak nonpolar seperti heksana dan jenis kromatografi ini disebut juga
kromatografi fasa normal. Untuk mengontrol restensi solut, biasanya ditambahkan
sedikit senyawa polar kepada fasa gerak, misalnya propanol atau air sebagai
modifier. Modifier ini bersaing dengan molekul-molekul solut untuk merebut
tempat adsorbsi. Waktu retensi dapat diperpendek dengan menaikkan kosentrasi
modifier.
2.2.2.Kromatografi
partisi
Retensi solut dalam krpmatografi
partisi analog dengan proses ekstrasi cair-cair. Kosentrasi solut dalam
masing-masing fasa cair dinyatakan dengan koefisien partisi. Biasanya fasa
gerak lebih polar daripada fasa diam (kebalikan kromatografi adsrobsi)
sehinggga jenis kromatografi ini disebut kromatografi fasa terbalik (reserved phase chromatography) untuk
menjelaskan proses. Kromatografi partisi merupakan salah satu kromatografi fasa
terbalik. Oleh karena itu fasa diam non piolar hanya dilapiskan fasa gerak
haruk tidak bercampur dengan fasa diam, kemudian fasa gerak harus di jenuhkna
dengan zat cair fasa diam untuk mengurangi erosi lapisan fasa diam. Pemisahan
senyawa-senyawa nonpolar dapat dilakukan dengan kromatografi partisi ini. Salah
satu kendala jenis kromatografi ini adalah keterbatasan selektivitas sebagai
akibat ketidakcampuran kedua fasa. Kedua cairan (fasa gerak dan fasa diam)
berbeda dengan beberapa senyawa sangat kuat terikat dalam salh satu fasa.
Dengan demikian beberapa senyawa tertahan kuat atau tidak tertahan sama sekali
pada fasa diam. Oleh karena keterbatasan ini maka jenis kromatografi partisi
tidak digunakan lagi sebagai teknik analisis rutin.
2.2.3.
Kromatografi fasa terikat (bonded phase
chromatography)
Kromatografi fasa terikat
merupakan teknik HPLC yang paling penting dan palin banyak digunakan pada saat
sekarang. Diperikrakan dua-pertiga dari teknik pemisahan HPLC dilakukan pada
fasa diam terikat secara kimia yang dioperasikan dengan mode fasa terbalik.
Dalam hal penerapamn kromatografi fasa terikat terdiri dari partikel silica
yang dimodifikasi secara kimia dengan rantai alkil. Sebaliknya, fasa diam dalam
kromatografi partisi terdiri partikel yang dilapisi secara fisik dengan zat
cair nonpolar. Fasa terikat mempunyai beberapa keuntungan. Fasa terikat
merupakan fasa yang stabil. Tidak seperti pada fasa yang dilapisi secara fisik,
setiap pelarut dapat dipakai tanpa diubahsealam proses pemisahan berlangsung bila
kepolaran solute-solut bervariasi. Klestabilan fasa terbalik menyebabkan
retensi yang baik. Pada akhirnya, sifat ekonomis dan penggunaan yang luas kolom
fasa terbalik membuat teknik ini dominan dalam kromatografi cair modern.
2.2.4.
Kromatografi penukar ion
Kromatografi penukar ion
merupakan teknik pemisahan campuran ion-ion atau molekul-molekul yang dapat
di-ion-kan. Ion-ion bersaing dengan ikon-ion fasa gerak untuk memperebutkan
tempat berikatan pada fasa diam. Jelas, muatan ion sangat penting dan pH fasa
gerak dapat divariasikan untuk mengontrol derajat ionisasi. Terdapat duan jenis
penukar ion : anionic (-NH4+X-) dan kationik
(-SO3-A+). Suatu anion akan tertahan pada
kolom penukar anion tapi sangat terelusi pada kolom penukar kation. Dasar
pemisahan berasal dari perbedaab afinitas senyawa bermuatan terhadap permukaan
penukar ion.
2.2.5.
Kromatografi eksklusi ukuran
Ukuran molekul merupakan kriteria
utama dalam pemisahan dengan kromatografi eksklusi ukuran. Teknik ini berbeda
dengan kromatografi lainnya karena disini hampir tidak ada fasa diam. Interaksi
polar dan nonpolar antara solut dan fasa diam pada dasarnya tidak diharapkan
karena hal itu mempersulit retensi. Pemisahan terjadi karena solut-solut
berdifusi masuk dan keluar pori-pori material paking kolom. Jelas sekali bahwa
ukuran masing-masing molekul mengontrol seberapa jauh molekul dapat menembus
pori-pori paking kolom. Molekul-molekul yang lebih besar dari diameter
pori-pori akan melewati kolom secara cepat dan dikenal dengan istilah volume tereksklusi.
Sebaliknya molekul-molekul kecil menempati volume pori dan tertahan lebih lama.
Retensi maksimum terjadi ketika molekul yang cukup kecil menggunakan semua
volume pori. Molekul-molekul tersebut terelusi dalam volume permeasi, volume
tereksklusi ditambah volume pori. Tidak seperti teknik kromatografi lainnya,
komposisi sedikit atau tidak berpengaruh terhadap retensi solut. Parameter
pemisahan dikontrol terutama oleh pilihan dan material paking kolom. Material
paking mempunyai berbagai ukuran pori dan material paking dengan tidak terlalu
bervariasi ukuran pori akan memberikan resolusi yang baik tapi hanya berguna
untuk rentang berat molekul tertentu. Akan tetapi, kromatografi eksklusi ukuran
merupakan teknik yang berguna untuk mengkarakterisasi distribusi berat molekul
polimer, pemurnian cuplikan biologis, dan pemisahan senyawa-senyawa dengan
berat molekul 2000 atau lebih.
2.3
KOMPONEN-KOMPONEN KCKT
2.3.1. Pompa
(Pump)
Fase gerak dalam KCKT adalah suatu
cairan yang bergerak melalui kolom. Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu
kinerja konstan (constant pressure) dan pemindahan konstan (constant
displacement). Pemindahan konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating
dan pompa syringe. Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut
teratur (pulsating),oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam
elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil,
bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah ukuran
reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut,
tetapi reservoirnya terbatas.
2.3.2.
Injektor (injector)
Sampel yang
akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi yang minimum
dari material kolom. Ada dua model umum :
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
Ada tiga tipe dasar injektor yang
dapat digunakan :
a. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi
dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem
tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam cairan
kecil clan resolusi tidak dipengaruhi
b. Septum: Septum yang
digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan
pada Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70 atmosfir. Tetapi septum
ini tidak tahan dengan semua
pelarut-pelarut Kromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat
menyebabkan penyumbatan.
c.
Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih
besar dari 10 μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan adaptor
yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan secara manual). Pada
posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja atmosfir, bila VALVE
difungsikan, maka sampel akan masuK ke dalam kolom.
2.3.3. Kolom (Column)
Kolom
adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung pada pemilihan kolom dan
kondisi percobaan yang sesuai. Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok :
a.
Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm.
Panjang kolom tergantung pada jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan
pellicular, panjang yang digunakan adalah 50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat,
10 -30 cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.
b.
Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang
kolom 25 -100 cm. Kolom umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya
dioperasikan pada temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih
tinggi, terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi.
Pengepakan kolom tergantung pada model KCKT yang digunakan (Liquid Solid
Chromatography, LSC; Liquid Liquid Chromatography, LLC; Ion Exchange Chromatography,
IEC, Exclution Chromatography, EC)
2.3.4.
Detektor (Detector)
Suatu
detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di dalam kolom
(analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis kuantitatif).Detektor
yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah,
kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua tipe senyawa.
Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat
diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh. Detektor KCKT yang umum digunakan
adalah detektor UV 254 nm Variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk
mendeteksi banyak senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks
refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi,
tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan detektor UV.
Detektor-detektor lainnya antara lain:
Detektor Fluorometer -Detektor
Spektrofotometer Massa
Detektor lonisasi nyala -Detektor
Refraksi lndeks
Detektor Elektrokimia -Detektor
Reaksi Kimia
2.3.5.Elusi
Gradien
didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fasa gerak
selama analisis kromatografi berlangsung. Efek dari Elusi Gradien adalah
mempersingkat waktu retensi dari senyawa-senyawa yang tertahan kuat pada kolom.
Dasar-dasar elusi gradien dijelaskan oleh Snyder.
Elusi Gradien
menawarkan beberapa keuntungan :
a.
Total waktu analisis dapat direduksi
b.
Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran bertambah
c.
Ketajaman Peak bertambah (menghilangkan tailing)
d.
Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak
Gradien
dapat dihentikan sejenak atau dilanjutkan. Optimasi Gradien dapat dipilih
dengan cara trial and error. Tabel 3. 1. berikut ini menunjukkan kompatibilitas
dari bermacam-macarn mode kromatografi cair dengan analisis gradien. Dalam
praktek, gradien dapat diformasi sebelum dan sesudah pompa.
Tabel
3. 1 : Mode Kompatibilitas dengan Gradien Mode
|
Solven Gradien
|
Kromatografi Cair padat (LSC)
|
Ya
|
Kromatografi ekslusi
|
Tidak
|
Kromatografi Penukar Ion (IEC)
|
Ya
|
Kromatografi Cair Cair (LLC)
|
Tidak
|
Kromatografi Fasa Terikat (BPC)
|
Ya
|
2.3.6.
Pengolahan Data (Data Handling)
Hasil dari pemisahan kromatografi
biasanya ditampilkan dalam bentuk kromatogram pada rekorder. Suatu tipe
Kromatogram dapat dilihat pada Gambar berikut ini
Gambar kromatogram dari senyawa 5’ Nukleotida
Dari Gambar
diatas waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui ataudihitung. Ini bisa
digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu komponen, bila kondisi
kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak sebanding atau
proporsional dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk memperoleh hasil
secara kuantitatif.
2.3.7.
Fasa gerak
Di dalam
kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah salah satu dari
variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat luas pada
solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat umum yang sangat
disukai, yaitu rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah (reasonable
price)
Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang karena
prosedur pemumiannya kembali sangat membosankan dan mahal biayanya. Dari semua
persyaratan di atas, persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang sangat penting.
Menghilangkan
gas (gelembung udara) dari solven, terutama untuk KCKT yang menggunakan pompa
bolak balik (reciprocating pump) sangat diperlukan terutama bila detektor tidak
tahan kinerja sampai 100 psi. Udara yang terlarut yang tidak dikeluarkan akan
menyebabkan gangguan yang besar di dalam detektor sehingga data yang diperoleh
tidak dapat digunakan (the data may be useless). Menghilangkan gas (degassing)
juga sangat baik bila menggunakan kolom yang sangat sensitifterhadap udara
(contoh : kolom berikatan dengan NH2).
Keuntungan KCKT
KCKT
dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi Gas (KG). Dalam banyak hal kedua
teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh efek pemisahan yang sama
membaiknya. Bila derivatisasi diperlukan pada KG, namun pada KCKT zat-zat yang
tidak diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat yang labil pada pemanasan
atau tidak menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun demikian bukan berarti
KCKT menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan yang lebih besar bagi para
analis laboratorium. Derivatisasi juga menjadi populer pada KCKT karena teknik
ini dapat digunakan untuk menambah sensitivitas detektor UV Visibel yang
umumnya digunakan. KCKT menawarkan beberapa keuntungan dibanding dengan
kromatografi cair klasik, antara lain:
Cepat:
Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat
diselesaikari sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit
(uncomplicated), waktu analisi kurang dari 5 menit bisa dicapai
Resolusi :
Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa dimana interaksi
selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit berinteraksi dengan
zat padat; pemisahan terutama dicapai hanya dengan rasa diam. Kemampuan zat
padat berinteraksi secara selektif dengan rasa diam dan rasa gerak pada KCKT
memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.
Sensitivitas
detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa
digunakan dalam KCKT dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9 gram)
dari bermacam- macam zat. Detektor-detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat
mendeteksi jumlah sampai picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti
Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll dapat juga digunakan
dalam KCKT
Kolom yang
dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom
kromatografi klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali (reusable) . Banyak
analisis yang bisa dilakukan dengan kolom yang sma sebelum dari jenis sampel
yang diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan
Ideal untuk
zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat
yang tidak bisa dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya
diderivatisasi untuk menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe eksklusi dan
penukar ion ideal sekali untuk mengalissis zat – zat tersebut.
Mudah
rekoveri sampel : Umumnya setektor yang
digunakan dalam KCKT tidak menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen
sampel yang diperiksa, oleh karena itu komponen sampel tersebut dapat dengan
mudah sikumpulkan setelah melewati detector. Solvennya dapat dihilangkan dengan
menguapkan ksecuali untuk kromatografi penukar ion memerlukan prosedur khusus.
2.4 Penggunaan KCKT dalam
Farmasi
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan suatu metoda
pemisahan canggih dalam analisis farrnasi yang dapat digunakan sebagai uji
identitas, uji kemumian dan penetapan kadar. Titik beratnya adalah untuk
analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap dan tidak stabil pada suhu
tinggi, yang tidak bisa dianalisis dengan Kromatografi Gas. Banyak senyawa yang
dapat dianalisis, dengan KCKT mulai dari senyawa ion anorganik sampai senyawa
organik makromolekul. Untuk analisis dan pemisahan obatataubahan obat
campuran rasemis optis aktif dikembangkan suatu fase pemisahan kiral (chirale
Trennphasen) yang mampu menentukan rasemis dan isomer aktif.
Pada Farmakope
Indonesia Edisi IV Tahun 1995 sudah digunakan KCKT dalam analisis kualitatif
maupun kuantitatif dan uji kemumian sejumlah 277 (dua ratus tujuh puluh tujuh)
obatataubahan obat. Perubahan yang sangat spektakuler dari Farmakope
Indonesia Edisi IV Tahun 1995 ini menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia
melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan benar-benar telah mengikuti perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih dalam bidang analisis obat.
Walaupun disadari biaya yang dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT
sangat mahal, namun metoda ini tetap dipilih untuk digunakan menganalisis 277
jenis obat atau bahan obat karena hasil analisis yang memiliki akurasi dan
presisi yang tinggi, waktu analisis cepat. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat Daftar
Obat-obat yang Penetapan Kadamya dengan KCKT yang tercantum dalam Farmakope
Indonesia Edisi IV Tahun 1995.
Tabel 4.1 :
Daftar Obat – obat yang Penetapan Kadarnya dengan KCKT (FL Edisi IV)
No. Nama
Obat /Bahan Obat
1. Tablet Asetazolamida
2. Asetilsistein
3. Larutan Asetilsistein
4. Tablet Asetosal
5. Asam Aminokaproat
6. Asam Aminosalisilat
7. Asam Folat '
8. Tablet Asam Folat
9. Asam Mefenarnat
10. Kapsul Asam Mefenamat
11. Asiklovir
12. Tablet Allopurinol
13. Alprozolam
14. Tablet Alprozolam
15. Amikasin Sulfat
16. Injeksi Amikasin Sulfat
17. Aminofilin
18. Amoksihn .
19.Kapsu Armoksilin
20. Amoksilin untuk Suspensi Oral
Dari
Tabel 4. 1 di atas dapat diketahui bahwa :
1.
Penetapan Kadar obat / Bahan ohat baik dalam bentuk murni maupun dalam bentuk
sediaannya ditetapkan dengan KCKT
2.
Penetapan kadar Obat / Bahan Obat dalam bentuk murni dilakukan dengan metoda
lain seperti Titrasi Bebas Air, Nitrimetri, lodo-i/metri dan lain-lain, I
sedangkan Penetapan Kadar sediaannya menggunakan KCKT.
3.
Khusus untuk beberapa Antibiotik dalam bentuk murninya dilakukan Penetapan
Potensinya, namun dalam bentuk sediaannya dilakukan Penetapan kadar dengan
KCKT. Namun ada juga Antibiotik baik bentuk murninya dan sediaannya ditetapkan
kadarnya dengan KCKT
4.
Beberapa senyawa Sulfonamida dalam bentuk murninya ditetapkan kadarnya dengan
nitrimetri tetapi dalam bentuk sediaannya dengan KCKT.
BAB III
KESIMPULAN
1. Prinsip
kerja KCKT adalah tekhnik yang dimana solute atau zat terlarut terpisah
perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solute-solut ini melewati suatu kolom
kromatografi. Pemisahan solute-solut ini diatur oleh distribusi solute dalam
fase gerak dan fase diam.
2. Adapun
KCKT mempunyai bagian-bagian sebagi berikut :
a. Wadah
fase gerak : sebagai wadah untuk menampung fase gerak.
b. Fase
gerak : terdiri dari campuran pelarut yang dapat bercampur secara keseluruhan
berperan dalam daya resolusi dan elusi.
c. Pompa
: untuk mengalirkan eluen kedalam kolom.
d. Injektro
: untuk memasukkan sampel kedalam kolom.
e. Kolom
: untuk memisahkan komponen-komponen dalam sampel.
f. Fase
diam : berupa silica yang dimodifikasi secara kimiawi, silica yang tidak
dimodifikasi atau polimer stiren dan divinil benzene.
g. Detector
: untuk mendeteksi jkomponen yang ada dalam eluat dan mengukur jumlahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan MAkanan, Farmakope Indonesia Edisi III 1979, Departemen
Kesehatan R.I Jakarta
Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan MAkanan, Farmakope Indonesia Edisi IV 1995, Departemen
Kesehatan R.I Jakarta
Johnson, E. L. and
Steven son, R (1978). Basic liquid chromatography. Varian, California
Lindsay, S. 1992. High
performance liquid chrotomagraphy.second edition, John Wiley &Sons,
Chischer, New York, Brisbane, Toronto, Singapore
Rucker, G 1988.
Instrumentelle pharmazeutische Analytik : lehbuch zu spektroskop,
chrotograph.u. elektrochem.Analysemethoden/von G. Rucker. M. Neugebauer ; G.G.
Wilems . Stuttgart : Wiss. Verl – Ges., Germany
Snyder, L. R and
Kirkland J.J 1979. Introduktion to modern liquid chromatography. second
edition.John Wiley & Sons.Inc NewYork, Chihester, Briebane, Toronto,
Singapore
©
Tidak ada komentar:
Posting Komentar