IDENTIFIKASI
SENYAWA HIDROKARBON
I.
TUJUAN
Untuk dapat memberikan informasi mengenai sifat –
sifat hidrokarbon dan reaktivitas kimia berdasarkan jenis hidrokarbon (jenuh,
tidak jenuh dan juga aromatik).
II.
PRINSIP
Berdasarkan reaksi yang
terjadi antara senyawa hidrokarbon dengan larutan – laturan uji. Berdasarkan
sifat kimia dan fisika senyawa hidrokarbon.
III.
REAKSI
3.1.Pembakaran
CH4
+ 2O2 CO2 + 2H2O
3.2.Reaksi bromine
Br Br
CH3
– CH = CH – CH3 + Br2 → CH3 - CH – CH - CH3
(Merah) (tidak berwarna)
3.3.Reaksi dengan H2SO4
pekat H OSO3OH
CH3 – CH = CH + HOSO2OH → CH3 - CH – CH - CH2
CH3 – CH = CH + HOSO2OH → CH3 - CH – CH - CH2
3.4. Reaksi dengan kimia OH OH
3CH3–CH=CH = CH3+ 2KMnO4+4H2O → 3CH3–CH-CH=CH3+ 2MnD4+2KOH
(ungu) (coklat)
3CH3–CH=CH = CH3+ 2KMnO4+4H2O → 3CH3–CH-CH=CH3+ 2MnD4+2KOH
(ungu) (coklat)
IV.
TEORI
Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak
terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak
pelumas dan aspal. Hidrokarbon (HC), walaupun ada berbagai nama untuk polutan
ini, mulai dari "gas organik reaktif" sampai "senyawa organik
yang mudah menguap", tetapi semua nama tersebut mengacu pada ribuan
polutan yang terdapat dalam bensin yang tak terbakar, cairan pencuci kering,
zat pelarut untuk industri, dan berbagai jenis kombinasi lain dari hidrogen
dengan karbon. Banyak jenis hidrokarbon berbahaya secara sendiri-sendiri:
benzene, suatu konstituen dari gasolin, misalnya, dapat menimbulkan leukemia.
Jenis-jenis lain bereaksi dengan oksida – oksida nitrogen dalam cahaya
matahari, dan menimbulkan asap kabut atau ozon.
Hidrokarbon dan oksidan fotokimia merupakan komponen
polutan udara yang berbeda tetapi mempunyai hubungan satu dengan yang lain.
Hidrokarbon merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara
langsung, sedangkan oksidan fotokimia berasal dari reaksi-reaksi yang
melibatkan hidrokarbon baik secara langsung maupun tidak langsung. Masalah yang
dihadapi karena adanya polusi hidrokarbon harus mempertimbangkan juga adanya
polusi oksidan fotokimia.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali
menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat
fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan
maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang
lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk
kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai
debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga
suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
Pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang
kendaraan bermotor pada akhir – akhir ini sudah berada pada kondisi yang sangat
memprihatinkan dan memberikan andil yang terbesar dalam pencemaran udara secara
total terutama di kota-kota besar negara berkembang. Salah satu polutan gas
buang kendaraan bermotor yang ikut berpartisipasi dalam pencemaran udara adalah
hidrokarbon. Bensin yang digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor
merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbonhidrokarbon sederhana dengan
sejumlah kecil bahan tambahan non-hidrokarbon bersifat sangat volatil yang
sangat mudah menguap dan mengemisikan hidrokarbon ke udara. Hidrokarbon yang
diemisikan tersebut merupakan polutan primer karena dilepaskan ke udara secara
langsung oleh kendaraan bermotor baik pada saat pengisian bahan bakar maupun
karena tidak sempurnanya pembakaran yang terjadi di ruang bakar.
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon
dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut
digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi
sedangkan hidrokarbon aromatik dari batu bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan
aromatik mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak larut dalam air, lebih ringan
dibanding air dan terbakar di udara
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana,
yaitu hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon
merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon.
Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada
suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam.
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi
menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1)
Hidrogen
alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan
ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon siklik.
Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)
2)
Hidrokarbon
alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam
satu lingkar atau lebih.
3)
Hidrokarbon
aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan
sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti.
Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena
sifat fisika dan kimianya yang khas
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam –
macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang
mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau
lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan
hidrokarbon tidak jenuh.
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam
alkana mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas.
Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup
stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif.
Karbon – karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu
sebagai suatu rantai atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom – atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus atau
rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus
berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari
dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit
sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi
menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1)
Hidrogen
alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan
ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka. Yang termasuk
hidrokarbon alifatik adalah alkana, alkena, dan alkuna. Contoh hidrokarbon
alifatik yaitu :
Ø C2H6 (etana) alkana
Ø CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana) alkana
Ø C3H6 (propena) alkena
Ø C4H6 (butuna) alkuna
*
Alkana
Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki jumlah
atom hydrogen maksimum. Rumus umumnya CnH2n+2.
Sifat-sifatnya antara lain larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam
pelarut polar, dapat mengalami reaksi halogenasi, dan sebagainya.
*
Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki
kekurangan 2 atom H dan mempunyai ikatan rangkap 2 pada atom C=C. alkena
memiliki rumus umum CnH2n dan merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon tak jenuh ini berisomer dengan sikloalkana.
Sifat-sifatnyua antara lain tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
organic, lebih reaktif dari alkana, dan sebagainya.
*
Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon rangkap tiga
dengan rumus umum CnH2n-2. Alkuna berisomer dengan alkena
yang memiliki 2 ikatan rangkap 2 atau suatu senyawa yang memiliki 1 ikatan
rangkap dua dan 1 siklik. Sifat-sifatnya antara lain mudah mengalami reaksi
adisi seperti alkena, dapat mengalami reaksi oksidasi, dan sebagainya.
2)
Hidrokarbon
alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam
satu lingkar atau lebih.
3)
Hidrokarbon
aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan
sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih – ganti.
Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena
sifat fisika dan kimianya yang khas.
V.
ALAT DAN BAHAN
5.1.
Alat
-
Tabung reaksi
-
Erlenmeyer
-
Pipet tetes
-
Pipet volume
-
Gelas ukur
-
Gelas piala
-
Kaca arloji
-
Penjepit tabung
-
Korek api
-
Kaki tiga
-
Bunsen
5.2.
Bahan
-
N – heksana
-
Sikloheksana
-
Toluen
-
Bensin
-
Minyak tanah
-
HNO3
-
Ethanol
-
Aquadest
-
Asam sulfat
pekat
-
Paraffin liquid
-
Larutan KMnO4 1%
-
Larutan 1%
bromin dan sikloheksana
-
Ligroin
-
Es batu dan
minyak kelapa
VI.
PROSEDUR
A. Sifat Fisik Hidrokarbon
1. Kelarutan dan Densitas dalam air
Diberi
label tabung reaksi dengan nama senyawa yang akan diuji. Dimasukan kedalam
masing – masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang sesuai : N – Heksana,
Sikloheksana, Toluena, bensin, minyak tanah. Ditambahkan 5 tetes aquades
kedalam masing – masing tabung.
2.
Kelarutan dan Densitas dalam Olive oil (diganti dengan bensin)
Diberi
label tabung reaksi dengan nama senyawa yang akan di uji. Dimasukkan kedalam
masing – masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang sesuai : N – Heksana,
Sikloheksana, Toluena, Bensin, Minyak tanah. Ditambahkan 5 tetes oliv oil kedalam masing – masing tabung.
B. Sifat Kimia Hidrokarbon
1. Pembakaran / oksidasi
Dimasukkan masing – masing 5 tetes hidrokarbon yang
sesuai : n-Heksana, Sikloheksana, Toluena, Bensin, Minyak tanah senyawa pada
kaca arloji. Dibakar dengan korek api. Diamati api yang terbentuk
dan warna asap masing – masing senyawa uji dan dicatat.
2.
Uji KMnO4
Diberi
label tabung reaksi dengan senyawa yang akan di uji. Dimasukkan kedalam masing
– masing tabung 5 tetes hidrokarbon yang sesuai : n-Heksana, Sikloheksana,
Toluena, Bensin, Minyak tanah senyawa dan etanol. Ditambahkan tetes demi tetes larutan 1% KMNO4 aqueous
disertai pengocokan setiap penetesan. Dihitung jumlah tetesan larutan KMNO4
aqueous hingga warnanya tetap ada dan tidak hilang , jangan ditambahkan
lebih dari 10 tetes dan dicatat.
3.Uji H2SO4
Diberi
label tabung reaksi dengan senyawa yang akan di uji. Dimasukkan kedalam masing
– masing tabung 1mL : 20 tetes hidrokarbon yang sesuai: n-Heksana,
Sikloheksana, Toluena, Bensin, Minyak tanah. Dilakukan percobaan satu persatu
ditiap tabung. Ditambahkan 12 tetes H2SO4 pekat pada
tabung. Dipegang tabung dan dirasakan apakah terjadi perubahan suhu. Diamati
apakah larutan menjadi homogeny dan bercampur atau terjadi perubahan diwarna
serta dicatat.
4.Uji HNO3
Diberi label tabung
reaksi dengan senyawa yang akan diuji. Dimasukkan kedalam masing – masing
tabung 1 mL H2SO4
pekat dan 0,5 mL (10 tetes) HNO3 pekat, didinginkan,
ditambahkan 5 tetes hdrokarbon yang sesuai : n-Heksana, Sikloheksana, Toluena,
Bensin, Minyak tanah. Dimasukkan tabung reaksi kedalam penangas air selama 10
menit, sesekali diaduk dengan cara menggoyangkan tabung. Dituangkan isi tabung
kedalam gelas piala yang telah diberisi pecahan es batu. Dilakukan percobaan satu persatu tiap tabung. Diamati dan
dicatat.
VII.
DATA PENGAMATAN
A.
Sifat fisik hidrokarbon
·
Kelarutan dan
densitas dalam air
No
|
Sample
|
Endapan
|
|
Diatas
|
Dibawah
|
||
1
|
N – heksana
|
N – heksana
|
Air
|
2
|
Sikloheksana
|
Sikloheksana
|
Air
|
3
|
Minyak tanah
|
Minyak tanah
|
Air
|
4
|
Olive oil
|
Olive oil
|
Air
|
·
Kelarutandan
densitas dalam bensin
No
|
Sample
|
Endapan
|
|
Diatas
|
Dibawah
|
||
1
|
N – heksana
|
Bercampur
|
|
2
|
Sikloheksana
|
Bercampur
|
|
3
|
Minyak tanah
|
Minyak tanah
|
Bensin
|
4
|
Olive oil
|
Olive oil
|
Bensin
|
B.
Sifat kimia
hidrokarbon
·
Pembakaran /
oksidasi
No.
|
Sample
|
Keterangan
|
Hasil
|
1
|
N
– heksana
|
Api besar dengan asap hitam pekat.
|
+ +
|
2
|
Sikloheksana
|
Api besar dengan asap sangat kehitaman.
|
+ + +
|
3
|
Minyak tanah
|
Api besar dengan asap keabu – abuan.
|
+
|
4
|
Bensin
|
Api kecil dengan asap yang tidak
terlihat.
|
-
|
·
Uji H2SO4
(12 tetes)
Nama Zat
|
Warna
|
Suhu
|
Sikloheksana
|
Hitam pekat
|
Sangat panas
|
Olive oil
|
Hitam kental
|
Panas
|
Bensin
|
Hitam
|
Hangat
|
Minyak tanah
|
Coklat
|
Tidak panas
|
N – Heksana
|
Coklat pudar
|
-
|
·
Uji KMnO4
Nama Zat
|
+ KMnO4
(tetes)
|
Hasil
|
N – Heksana
|
1
|
Ada 2 lapisan (lapisan atas n –
heksana ; lapisan bawah berwarna ungu)
|
Sikloheksana
|
1
|
Larutan coklat dengan endapan coklat
|
Minyak tanah
|
1
|
Endapan coklat
|
Olive oil
|
1
|
Larutan sangat kental bagaikan gel dan
berwarna coklat
|
Bensin
|
1
|
Endapan coklat
|
·
Uji HNO3
Nama Zat
|
Hasil
|
N – heksana
|
Asap putihbanyak
|
Sikloheksana
|
Bau tengik
|
Minyak tanah
|
Berasap putih
|
Bensin
|
Berbusa dan berasap
|
Olive oil
|
Sedikit berasap
|
VIII.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan
indentifikasi senyawa hidrokarbon dengan dua cara uji yaitu uji sifat fisik
hidrokarbon dan sifat kimia hidrokarbon. Pada uji sifat fisik hidrokarbon
dibagi menjadi dua yaitu kelarutan dan densitas dalam air dan bensin. Pada uji
kelarutan dan densitas dalam air dan bensin berguna untuk mengetahui berat
jenis manakah yang lebih tinggi atau rendah, serta untuk mengetahui kelarutan
hari senyawa hidrokarbon bila akan dicampur dengan air atau bensin.
Sebelum memulai praktikum, disiapkanlah alat – alat
yang akan digunakan dalam keadaan bersih agar steril dan hasilnya pun bagus.
Juga menyiapkan bahan – bahan tertentu.
Kemudian
pada saat dilakukan uji kelarutan dan densitas dalam air didapatkan hasil berat
jenis dari air lebih besar dibandingkan senyawa hidrokarbon yang diuji dan pada
saat dikocok larutan sempel tidak dapat bercampur karena n – heksana termasuk
dalam alkana tidak dapat dipolarisasi yang tidak akan membentuk ikatan hidrogen
yang tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air. Namun massa jenis
alkana akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah atom karbon, tapi
tetap akan lebih rendah dari massa jenis air. Maka, alkana akan berada di
lapisan atas jika dicampur dengan air dan tetap dapat bercampur dengan senyawa
yang non polar seperti minyak. Pada sikloheksana didapatkan hasil yang sama,
yakni tidak bercampurnya dengan air. Maka berat jenisnya pun lebih ringan
dibandingkan dengan air dikarenakan sifatnya yang nonpolar dan hanya dapat
bercampur dengan larut dalam eter, alkohol, aseton, bercampur dengan minyak
zaitun. Pada senyawa hidrokrabon yang lain, yakni bensin, minyak tanah lebih
ringan berat jenisnya dibandingkan air dan saat dikocok tidak dapt bersatu
karena senyawa uji hidrokarbon bersifat nonpolar sedangkan air polar yang
saling sulit untuk diberikatan
Pada
saat dilakukan pengujian sifat kimia
hidrokarbondilakukan empat uji yaitu uji pembakaran/ oksidadi, uji KMnO4, uji
H2SO4, dan uji HNO3.
Pada uji pembakaran
dilakukan dengan senyawa hiroharbon yaitu n – heksana, sikloheksana, bensin,
minyak tanah dan etanol. Pada senyawa
hidrokarbon n – heksana didapatkan hasil adanya api yang lumayan besar yang
ditimbukannya asap saat terjadinya pembakaran. Dikarenakan semua alkana dapat
bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran dan dari hasil pembakaran
tersebut menyebabkan gugus H dan C lepas dipengaruhi oleh terjadinya oksidasi.
Api yang di hasilkan n – heksana termasuk lumayan agak besar, hal ini pengaruhi
dari sifat alkana yang sulit untuk cepat teroksidasi yang menyebabkan tidak
adanya asap saat peruses pembakaran berlangsung. Pada senyawa hidrokarbon
sikloheksana mengahsilkan terbentuknya api kecil dan tidak menunjukkan adanya
asap yang ditimbulkan. Akan tetapi seharusnya sikloheksana sangat mudah untuk
terbakar karena termasuk dalam senyawa hidrokarbon alifatik sehingga sering
digunakan sebagai bahan bakar, seperti metana untuk bahan bakar kompor
danasetilen untuk pengelasan. Hasil lambat yang ditimbulkan saat pengujian yang
menyebabkan lamanya terbentuk api saat pembakaran dikarenkan saat dilakukan
pembakaran kurang optimalnya pemanasan atau penyetelan korek api yang kurang
besar yang menyebabkan hasil menjadi lambat timbulnya. Pada pengujiannya
terhapap bensin didapatkannya api dengan volume yang ringan adanya asap
hitam sedangkan pada senyawa hidrokarbon
minyak tanah pun sama namun asap yang ditimbulakan lebih hitam hal ini
disebabkan semakin pendek ikatan atom C maka akan semakin cepat terbakar karena
saat terjadinya pembakaran yang menyebabkan atom H dan C teroksidasi dan dapat mempercepat timbulnya
api. Pada etanol didapatkan hasil api yang sedikt namun tidak berasap karena
etanol termasuk dalam alkana yang memiliki gugus OH yang apa bila dibakar akan
sulit untuk teroksidasi. Hal ini menunjukan bahwa senyawa hidrokarbon mudah
terbakar karena senyawa hidrokarbon memiliki karbon dan hidrogen yang mudah bereaksi dengan oksigen dalam reaksi
pembakaran.
Pada
saat melakukan pengujian KMnO4, senyawa hidrokarbon n – heksana, maka akan menghasilkan
warna ungu yang terpisah. Dalam hal ini sikloheksana sifatnya jenuh sehingga
tidak dapat bereaksi. Pada senyawa hidrokarbon sikloheksana didapatkan hasil
coklat yang dikarenakan terjadinya reaksi KMnO4 dengan senyawa hidrokarbon.
Pada senyawa hidrokarbon
bensin didapatkan hasil bercak coklat, sedangkan pada minyak tanah didapatkan
hasil berwarna coklat yang dikarenakan hasil dari reaksi KMnO4 dengan senyawa
hidrokarbon. Lalu pada saat pengujiannya H2SO4 didapatkan
hasil dari senyawa hidrokarbon n – heksana adanya lapisan dan tidak adanya
perubahan suhu. Bensin berubah warna dan terasa hangat, dan minyak tanah
mengahsilkan lapisan dan adanya perubahan warna. Adanya perubahan suhu yang
ditandai dengan larutan menjadi panas menunjukan bahwa adanya reaksi
eksotermik. Senyawa hidrokarbon tak jenuh akan mengalami reaksi adisi dengan H2SO4
pekat dingin.
Pada uji HNO3
didapatkan hasil pada n – heksana dan
minyak tanah, pada sikloheksana didapatkan warna coklat pekat lalu mulai
berubah menjadi coklat muda dan bensin menjadi
agak kuning.
IX.
KESIMPULAN
Dalam
praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sifat dari suatu hidrokarbon ataupun
reaktivitasnya terhadap pengujian menghasilkan hasil yang signifikan dan
berbeda – beda.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2007.Hidrokarbon.Diunduh tanggal 15 Maret 2013 dari http://jurnalingkungan.wordpress.com/hidrokarbon/.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan
S. 1997. Dasar – dasar Kimia Organik. Jakarta:
Bina Aksara.
Nurbayti,siti Msi. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Syahril, 2000. Manfaat hidrokarbon. Gajah Mada University Press:
Jogjakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB.
Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
Bandung: ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar